Sabtu, 21 Maret 2009

Semburan Air Bercampur Lumpur Berhenti

Riau Pos Sabtu, 21 Maret 2009 , 08:41:00

SABAKAUH (RP) - Sejak Jumat (20/3), sembuaran air bercampur lumpur yang sempat menghebohkan masyarakat Desa Bandar Sungai sudah berhenti total dan tidak ada lagi air yang keluar dari perut bumi. Tapi Wakil Bupati Siak Drs H OK Fauzi Jamil yang melihat langsung kondisi ini di lapasangan Jumat (20/3), meminta BOB tetap melakukan penyelidikan, khususnya terutama hasil sampel yang sudah dikirim ke laboratorium.

Wabup yang datang sediri ke lokasi itu, ikut menjadi perhatian masyarakat. Apalagi Wabup langsung masuk ke kebun karet masyarakat, di mana air panas bercampur lumpur ini keluar dari perut bumi. Makanya ini harus diantisipasi oleh BOB agar tidak terjadi hal serupa.

‘’Meski semburan ini sudah berhenti, tapi BOB harus mengetahui air panas bercampur lumpur ini dari mana. Karena masyarakat menduga, ini dari kebocoran air injeksi pengeboran minyak dan ini harus dibuktikan,’’ ujarnya.

Makanya kata Wabup lagi, jika ini memang benar terjadi kebocoran pada pipa injeksi air panas dari sumur BOB, maka harus segera diperbaiki. Karena jika tidak akan berdampak kepada masyarakat yang ada disekitar temuan semburan air panas bercampur lumpur.

Menurutnya, dulu di sekitar tempat tinggal masyarakat memang merupakan lokasi pengeboran minyak oleh PT CPI dan mungkin ada sumur tua yang dulu tidak sempat dilakukan pengeboran lebih dalam lagi. Tapi ini baru dugaan dan perlu penyelidikan lebih lanjut.

‘’Kita berharap tidak hanya menyelidiki di daerah temuan semburan, tapi di titik lain juga harus dilakukan. Sehingga keselamatan masyarakat tetap aman dan terjamin,’’ harapnya.

Usai meninjau lokasi temuan semburan air panas bercampur lumpur itu, Wabup langsung menuju ke rumah warga terdekat dan melakukan dialog. Tapi dalam kesempatan itu Wabup meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik, karena semburan itu tidak membahayakan masyarakat dan sudah berhenti.

‘’Kita minta masyarakat jangan resah, apalagi takut, karena sudah ditangani oleh perusahaan dan kita yakin perusahaan bisa mengatasi ini dengan baik,’’ ujarnya.(ksm)

Lokasi Temuan Migas Tak Diumumkan

Riau Pos Sabtu, 21 Maret 2009 , 08:43:00

PEKANBARU (RP) - Dinas Partambangan dan Energi (Distamben) Riau mengaku tidak mengetahui secara persis letak lokasi sumber minyak dan gas (Migas) yang baru ditemukan di lima kabupaten di Riau. Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), hanya menyebutkan bahwa cadangan sumber Migas berada di lima kabupaten masing-masing Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hilir dan Kuantan Singingi.

‘’Lokasi persisnya kami tidak mengetahuinya, ESDM hanya menyebutkan potensi sumber migas itu saja sedangkan titik pastinya tidak diketahui, masih akan diproses oleh mereka,’’ kata Kepala Distamben Riau Drs HM Lafiz kepada Riau Pos, Kamis (19/3) di Pekanbaru.

Ia memaklumi, titik lokasi itu tidak disebutkan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan persoalan sosial ditengah masyarakat, karena itu guna menghindari persoalan sosial ini semuanya harus diantisipasi sejak dini, sebab jika persoalan muncul di kemudian hari tentu akan bisa mengganggu kinerja yang ada. Dirinya juga meminta semua pihak bisa memaklumi hal ini, ia juga meminta semua pihak menunggu penetapan dari ESDM tentang lokasi Migas tersebut. ‘’Ini juga persoalan teknis, saya tidak mengetahuinya secara persis,’’ tuturnya.(gem)

Muncul Semburan Lumpur Panas di Siak

Riau Terkini Kamis, 19 Maret 2009 08:44
Masyarakat Siah heboh, di sebuah kebun karet muncul semburan lumpur panas. Mereka khawatir peristiwa dahsyat lumpur Lapindo terjadi di sana.

Riauterkini-SIAK- Sebuah fenomena terjadi di Dusun Parit 1 Desa bandar Sungai, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Siak. Sejak Selasa (17/3/09) dini hari lalu sampai kemarin, warga dihebohkan dengan semburan air panas bercampur lumpur di lokasi pengeboran minyak milik BOB PT BSP-Pertamina Hulu, di areal Pedada. Sampai Rabu (16/3/09), masih ada satu sumur yang aktif mengeluarkan semburan dari tiga sumur yang sebelumnya mengeluarkan air panas dan lumpur dari perut bumi.

Masyarakat yang penasaran adanya semburan itu, langsung berbondong-bondong mendatangi lokasi semburan air panas di perkebunan karet milik Rosyid dan tidak jauh dari rumahnya. Karena masyarakat menyangka semburan ini menyerupai kasus semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Meskipun lokasi sudah dipagar garis polisi, namun masyarakat tetap berduyun-duyun mendatanginya.

‘’Kita mendapat informasi ada semburan air panas bercampur gas, makanya kita penasaran. Karena kita membayangkan ini seperti kasus yang terjadi di Sidoarjo Jawa Timur, yang terkenal dengan lumpur Lapindo,’’ ujar Suhartini, salah seorang warga yang tinggal agak jauh dari lokasi semburan lumpur. Masyarakat setempat mengetahui adanya semburan air panas bercampur lumpur pada Selasa pagi, saat pemilik perkebunan karet ingin bekerja. Rosyid melihat semburan itu langsung terkejut dan memberitahukan kepada warga lain yang kemudian sekitar pukul 07.30 WIB langsung dilaporkan kepada petugas BOB areal Pedada yang letaknya sekitar 5 Km dari lokasi semburan.

Sampai kemarin, lokasi sembuaran air panas bercampur lumpur dengan diameter 20 centimeter dan radius seburan mencapai dua meter, sudah dipasang garis polisi untuk pengamanan masyarakat. Di lokasi itu juga terlihat air berwarna putih susu dan keruh sedangkan lumpurnya menyerupai tanah liat laut warna kebiru laut. Tapi, petugas BOB langsung mematikan dua sumur yakni di Pedada 39 dan sumur Pedada 60. Sehingga semburan aktivitas semburan yang awalnya sangat aktif, menjadi lamban dan kemarin hanya air panasnya saja yang masih terlihat keluar dari dalam tanah.

Mendengar adanya semburan air panas bercampur lumpur itu, membuat perhatian Pemkab Siak dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan pihak Kecamatan Sabak Auh dan Polsek Sungai Apit langsung meninjau lokasi, serta mengambil sampel untuk dilakukan pengujian di laborotariun di Jakarta.

Matikan Dua Sumur

Dalam pada itu, karena khawatir akan terjadinya semburan yang lebih besar lagi, BOB PT BSP-Pertamina Hulu, Rabu (18/3) sekitar pukul 08.00 WIB langsung mematikan dua sumur minyak yang masih aktif yakni sumur Pedada 39 dan sumur Pedada 60. Sehingga aktivitas pengeboran dan produksi minyak dikedua sumur itu terhenti, sampai ada penelitian dari laborotarium yang menyatatakn semburan itu tidak ada kaitannya dengan sumur milik BOB yang jaraknya sekitar 200 meter.

‘’Ada dua sumur yang kita matikan sementara, karena kita juga sudah mengambil sampel dilapangan berupa air dan lumpur untuk diteliti,’’ ucap salah seorang petugas BOB, Khairul di tempat kejadian semburan air dan lumpur.***RPO